Oleh: Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi
Ja’far Ashiddiq Ra. Berkata tentang ketakutan: “Aku terkesima kepada
orang yang merasa ketakutan kemudian mengucapkan ‘Hasbunallah wani’mal
wakil’ (cukuplah Allah سبحانه و تعالى sebagai penolong kami dan sebaik-baik tempat
berlindung). Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah سبحانه و تعالى menjawab:
‘Maka mereka kembali dengan ni’mat dan karunia (yang besar) dari Allah سبحانه و تعالى,
mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allahسبحانه و تعالى .
Dan Allah سبحانه و تعالى mempunyai karunia yang besar,” (QS. Ali Imran:174).
Maka sesungguhnya Ja’far Asshiddiq Ra. telah memberikan resep untuk
rasa takut dengan mengucapkan “hasbunallah wa ni’mal wakil” karena
kekuatan Allah سبحانه و تعالى melebihi kekuatan lain yang membuatmu takut, dan selama
itu pula kamu ucapkan “hasbunalla wa ni’mal wakil” dalam menghadapi
segala sesuatu yang menakutkanmu.
Tentang kemuraman atau kegalauan
Kegalauan berbeda dengan rasa takut, karena takut adalah
kekhawatiran diri karena sesuatu yang diketahui penyebabnya, sedangkan
galau adalah depresi atau kekhawatiran diri karena sesuatu yang kadang
tidak diketahui penyebabnya karena hal tersebut merupakan kondisi
psikologi seseorang yang semrawut.
Dan aku terkesima kepada orang yang dilanda kegalauan, tetapi dia
tidak cemas. Lalu dia mengucapkan “La ilaha Illah Anta Subhanaka inni
kuntu minadzholimin” (tidak ada tuhan selain Engkau ya Allah سبحانه و تعالى, Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat zhalim). Maka
sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah سبحانه و تعالى menjawab: “Maka Kami telah
mengabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”(QS. Al Anbiya:88)
tetapi terkabulnya do’a dan keselamatan ini tidak hanya dikhususkan
kepada orang tersebut, akan tetapi sebagaimana sabda Allah سبحانه و تعالى “dan
Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman” yaitu berarti
orang-orang mu’min pun juga mendapatkan keselamatan.
Tentang tipu daya
Orang yang terpedaya yaitu orang yang diperdaya oleh orang lain dan tidak punya kekuatan untuk menghadapi tipu dayanya. Dan aku terkesima dengan orang yang terpedaya oleh tipu muslihat
orang lain tetapi tidak gentar dan mengucapkan kalam Allah سبحانه و تعالى : “ Dan aku
menyerahkan urusanku kepada Allah سبحانه و تعالى . Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya”.(QS. Al Mu’min:44)
Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah سبحانه و تعالى menjawab: “ Maka Allah سبحانه و تعالى
memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka”.(QS. Al Mu’min:45)
Tentang mengharap dunia dan segala perhiasannya
Dan aku terkesima kepada orang yang mengharapkan dunia dan segala
perhiasannya kemudian dia mengucapkan firman Allah سبحانه و تعالى : “MAASYAA ALLAH, LAA
QUWWATA ILLAA BILLAH” (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud,
tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) (QS Al Kahfi:39)
Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah سبحانه و تعالى menjawab: “Sekiranya
kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan, maka
mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik
dari pada kebunmu (ini)” (QS Al Kahfi:39-40).
No comments:
Post a Comment