Kita tidak pernah ketemu dengan orang yang menisbahkan dirinya sebagai "sholaters", "shoumers" atau "zakaters" namun sering kita jumpai sekelompok orang yang menamakan dirinya "hijabers" atau "jilbabers", padahal semuanya yang ada akhiran kata "ers" nya adalah perintah Allooh Ta'ala yang muhkamat, jelas tertera dalam Al-Qur'an dengan kalimat yang mudah dipahami.
Meski banyak mereka yang terfitnah dengan bid'ah melakukan sholat, shoum dan zakat atau ibadah lainnya dengan tambahan modifikasi yang dilarang dalam syari'at, namun belum ada dari mereka yang membentuk komunitas tertentu dari ibadah tersebut. Namun masalah hijab dan jilbab, muncullah komunitas yang mengklaim bahwa diri mereka adalah "hijabers" yang kalau diartikan secara sederhana adalah orang-orang yang berhijab. Meski dalam kenyataannya cara mereka berhijab sangat jauh dari syar'iy, dan diantara para "hijabers" ini juga sangat doyan sekali untuk bergaya di depan kamera dengan mengumbar senyumnya yang "aduhai", entah untuk siapa senyum itu ditujukan, namun jelas banyak yang terfitnah oleh gaya-gaya mereka ini.
Para "hijabers" ini selalu berusaha tampil beda dengan "hijabers" yang lainnya, dengan model "hijab"-nya yang di variasi bermacam-macam gaya dan warna, seakan mereka itu "kreatif", mampu tampil modis dan gaya meski memakai hijab. Salah satu syubhat yang sering mereka katakan adalah "Memakai hijab tidak menghalangi anda untuk tampil modis dan cantik di hadapan orang lain". Siapakah "orang lain" yang dimaksud ini? Mahrom mereka atau bukan? Untuk siapa mereka tampil cantik itu?
Seringkali mereka dengan bangga memeragakan bagaimana memakai "hijab" dengan berbagai variasinya tersebut, hingga sampai dijual DVD tutorial hijab, walloohul musta'an. Di media-media dan internet ribuan wanita rela berpose dengan "hijab"-nya itu, dibalut gaya yang elegan dan senyum menawan, sehingga wanita awwam lainnya yang memang pada dasarnya jauh dari 'ilmu syar'iy dan pergaulan yang baik dengan serta merta terpesona dan ingin menirunya. Para "kreator" hijab ini begitu bangga dan semakin termotivasi membuat kreasi yang lebih aneh lagi, mereka berkilah, " Kami ini mengajarkan memakai hijab yang trendy, agar wanita mau berhijab, agar wanita tidak malu pakai hijab, kami ini berbuat kebaikan, biarlah Allooh saja yang menilainya, Allooh Maha Tahu Segalanya!"
Benar Allooh Maha Mengetahui segalanya, karena itulah Allooh berfirman, " Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi". Mereka berkata, "sesungguhnya kami hanya orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itu pembuat kerusakan tetapi mereka tidak menyadari. (QS. Al-Baqoroh 11-12)
Mengapa hanya pada kewajiban hijab muncul yang seperti ini? Wanita yang pada dasarnya lemah agama dan akalnya begitu mudah dipengaruhi oleh kaum yang membenci syari'at Islam yang haq. Wanita termasuk bagian dari fitnah akhir zaman, pada kaum-kaum sebelum Islam, hancurnya kaum mereka didahului oleh hancurnya kaum wanitanya. Oleh karena itulah wanita adalah sasaran paling empuk untuk perusakan aqidah dan akhlak kaum muslimin, karena para pembenci syar'iat Islam mengetahui dengan pasti bahwa wanita akan sangat mudah menggoda dan mempengaruhi lelaki.
Seharusnya para muslimah sadar akan potensi fitnah pada diri mereka, mereka bisa menjadi wakil-wakil syaithon untuk merusak kaumnya. Hendaknya mereka kembali kepada ajaran Islam yang sesuai syari'at, tetap berada di rumahnya jika memang tidak ada keperluan yang darurot, tidak menuruti kehendak syaithon dalam bentuk manusia dan jin untuk mengeksploitasi diri mereka. Dan berusahalah menjadi bagian dari wanita penghuni Jannah yang hanya sedikit itu... Walloohu a'lam.
-Andi Abu Hudzaifah Najwa|
http://muslimah.or.id
No comments:
Post a Comment