Sunday, May 23, 2010

Mencintai dan Dicinta Karena Allah


Berbicara tentang cinta adalah berbicara tentang rasa suka, rasa tenang dan tenteram, rasa rindu dan pengharapan. Namun tidak jarang dalam hubungan dengan sesama, kita merasakan kekecewaan, kekesalan, bahkan kemarahan yang akan berakhir pada perselisihan dan perpecahan. Padahal, sejatinya cinta bersifat menguatkan, bukan menghancurkan, ia menyuburkan, bukan membunuh, ia menyembuhkan, bukan menyakiti, sehingga cinta haruslah membuat sang pencinta menjadi orang yang lebih bahagia, bersemangat dan produktif.

Ketika hubungan dua manusia tidak lagi memberikan kebahagiaan, dan tidak memberikan manfaat tidak hanya bagi keduanya, melainkan juga kepada lingkungan sekitarnya, maka perlu ditinjau kembali perasaan cinta yang melandasi keduanya. Cinta semacam itu adalah cinta yang sudah dikotori oleh hawa nafsu. Lalu bagaimanakah hakikat dari cinta sejati?

Dua Waktu Tidur Yang Dilarang Rasul


Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Termasuk tidur. Karena tidur membuat otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian meremaja lagi dengan tidur. Namun, ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi'ah Al-Ghamidi radliyallaahu 'anhu, bahwasannya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).

Ibnul-Qayyim berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata,

Muslim Berkembang di Kota Besar


Melihat Islam di Korea Selatan

Selain dikenal kemajuan industrinya, negeri ini dikenal memiliki kekayaan budaya. Saat ini banyak wisatawan asing yang tertarik mengunjungi Korea karena budayanya yang modern sekaligus terjaga. Lalu bagaimana-kah kehidupan umat Islam di sana?

Komunitas Muslim di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Budha ini kebanyakan adalah para pekerja asing dan imigran dari berbagai negara Muslim, terutama dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.Sementara orang-orang asli Korea yang Muslim, kebanyakan adalah keturunan dari para mualaf yang masuk Islam saat berlangsung Perang Korea. Islam dikenalkan kepada warga sana oleh tentara asal Turki yang ikut dalam barisan pasukan penjaga perdamaian di bawah payung PBB. Beberapa warga Korea yang tinggal di kamp-kamp penampungan berikrar masuk Islam setelah mendengarkan penjelasan dari tentara Turki itu.